Teori Behaviorisme John B Watson : Lingkungan adalah Segalanya
Admin Raksabumi, 25 September 2023
John B. Watson, amat terkenal dengan pernyataannya bahwa jika diberikan dua belas bayi yang sehat, ia dapat membentuk mereka menjadi apapun, baik itu dokter, pengacara, seniman, pengemis, atau bahkan pencuri, tanpa memandang latar belakang atau predisposisi genetik mereka. Pertama, ia melakukan eksperimen dengan Albert yang berusia delapan bulan, dan kemudian ia menerapkan teorinya saat membesarkan anak-anaknya sendiri.
Lahirnya Behaviorisme
Dalam eksperimennya, Watson menerapkan metode ilmiah pada psikologi manusia yang ia sebut sebagai behaviorisme. Dengan eksperimen "Little Albert," Watson menggunakan metode kondisi klasik untuk mengkondisikan seorang bayi agar takut pada tikus percobaan laboratorium. Sebelumnya, Pavlov telah mendemonstrasikan bagaimana kondisi dapat memicu respons biologis yang diwariskan secara genetik.
Watson menghipotesiskan bahwa kita juga dapat menanamkan perilaku baru yang tidak diwarisi. Untuk melakukan eksperimen ini, Watson dan asistennya, Rosalie Rayner, menempatkan anak laki-laki tersebut di ruangan di mana tikus putih dibiarkan berkeliaran. Awalnya, anak tersebut tidak menunjukkan ketakutan. Kemudian, Rayner memukul sebuah batang baja dengan palu setiap kali Albert mencoba menyentuh tikus, yang membuat Albert ketakutan dan menangis.
Akhirnya, Albert mencoba menjauhi tikus, menunjukkan bahwa ia telah dikondisikan untuk takut pada tikus. Beberapa minggu kemudian, Albert menunjukkan ketidaknyamanan terhadap objek berbulu apa pun, menunjukkan bahwa kondisinya tidak hanya berlangsung tetapi juga merambat. Watson menganggap bahwa perilaku kita adalah hasil refleks yang dipicu oleh stimulus atau akibat dari sejarah individu kita yang terpapar penguatan dan hukuman di masa lalu yang dipasangkan dengan keadaan motivasi dan stimulus saat ini.
Berbeda dengan Freud dan Jung, Watson tidak tertarik pada pemikiran atau pikiran, karena menurutnya analisis tindakan dan reaksi adalah satu-satunya cara untuk menerapkan metode ilmiah pada psikologi dan mendapatkan wawasan objektif tentang perilaku manusia. Ia memandang psikologi sebagai cabang objektif dari Ilmu Alam, dengan tujuan memprediksi dan mengendalikan perilaku.
Seperti rekan-rekannya di bidang behaviorisme, ia percaya bahwa kecerdasan, temperamen, dan kepribadian ditentukan oleh lingkungan di mana anak dibesarkan. Watson menerbitkan buku "Perawatan Psikologis Bayi dan Anak." Dalam bukunya, ia menyarankan agar orangtua tidak terlalu sering menyentuh anak-anak mereka dan menjaga jarak emosional agar tidak memanjakan mereka.
Bermain dengan anak-anak, katanya, akan mengganggu rutinitas mereka. Menurutnya, anak yang bahagia tidak akan menangis atau mencari perhatian. Buku ini menjadi best-seller, dan segera ilmuwan lain dari zamannya juga menyarankan agar tidak menunjukkan kasih sayang. Beberapa pemerintah Barat bahkan mulai membagikan brosur yang menyarankan agar orangtua berhenti mencium anak-anak mereka.
Orangtua mulai mengembangkan gagasan bahwa anak-anak sebaiknya dibiarkan duduk diam selama siang hari, dan pada malam hari, mereka sebaiknya dibiarkan menangis sendirian sampai tertidur. Metode ini disebut "pelatihan tidur."
Kehidupan Pribadi Watson
Watson, yang memiliki masa kecil yang sulit, ingin menjadi seorang ayah yang baik dan menerapkan metodenya pada keempat anaknya: John, Mary, James, dan William.
Namun, sayangnya, banyak hal yang tidak berjalan seperti yang direncanakan. John mengeluh sepanjang hidupnya tentang sakit kepala yang tak tertahankan dan meninggal muda di usia 50-an. Mary mengalami masalah minum-minuman beralkohol dan mencoba bunuh diri, seperti saudaranya, James. William mengakhiri hidupnya pada usia 40 tahun. Watson diduga mengakui bahwa ia menyesal telah menulis tentang pengasuhan anak, karena ia menyadari bahwa ia tidak cukup tahu tentang hal tersebut.
Menuju akhir hidupnya, ia menjadi penyendiri, dan sebelum kematiannya pada tahun 1958, ia membakar semua makalah terbarunya. Pertanyaannya adalah, apakah Watson benar bahwa jenis perlakuan yang kita terima dapat menentukan jalur hidup kita, ataukah depresi dan kebiasaan buruk yang ada dalam keluarganya adalah akibat dari lingkungan yang tidak menguntungkan bagi anak-anak?