Krisis/Perubahan Iklim, Pemanasan Global, Efek Rumah Kaca, Bagaimana Sejarahnya ?

Admin Raksabumi, 23 September 2023 Krisis/Perubahan Iklim, Pemanasan Global, Efek Rumah Kaca, Bagaimana Sejarahnya ?

Krisis iklim bukanlah fenomena baru. Hal ini telah menjadi ancaman selama berabad-abad. Sepanjang sejarah, umat manusia telah menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka, dari asap pekat Revolusi Industri di abad 18 hingga Perjanjian Paris 2015 yang bersejarah. Dalam artikel ini, kita akan melakukan perjalanan melintasi waktu, mengeksplorasi momen-momen penting dalam sejarah krisis iklim, dan menjelajahi bagaimana hal-hal tersebut telah membentuk dunia.

Revolusi Industri & Langit yang Berasap 

Abad ke-18 akhir menandai dimulainya Revolusi Industri, masa transformasi yang luar biasa bagi sejarah umat manusia. Namun, periode ini juga membawa dampak berupa dimulainya gelombang polusi udara. Pabrik-pabrik yang ditenagai batu bara dan mesin-mesin bertekanan uap mengisi udara dengan kabut asap yang meliputi kota-kota di berbagai belahan dunia. London, sebagai pusat industri Eropa, menderita "Kabut Asap London 1952" yang terkenal. Selimut polusi tebal menyebabkan matahari tersembunyi selama berhari-hari. Dan tragisnya, mengakibatkan ribuan kematian akibat penyakit pernapasan.

Munculnya Ilmu Iklim

Konsep krisis iklim dapat ditelusuri kembali ke pertengahan abad ke-19, ketika seorang kimiawan Swedia bernama Svante Arrhenius pertama kali berhipotesis bahwa aktivitas manusia seperti pembakaran batu bara dan minyak bisa meningkatkan suhu bumi. Pada saat itu, gagasannya disambut dengan skeptisisme dari banyak kalangan ilmiah. Tetapi seiring waktu, teorinya kemudian diterima sebagai fakta.

Pada akhir tahun 1950-an, seorang ilmuwan bernama Charles David Keeling mulai mengukur tingkat karbondioksida yang terperangkap dalam atmosfer bumi di Hawaii. Pengukurannya mengungkapkan fakta bahwa hal tersebut terus meningkat, yang mana hal ini mengonfirmasi teori Arrhenius bahwa aktivitas manusia berkontribusi pada peningkatan suhu global.

Peringatan Modern

Penemuan Charles David Keeling kemudian ini mengarah pada pembentukan Panel Antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim / Inter-Governmental Panel on Climate Change (IPCC) pada 1988, yang diprakarsai Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Toronto, Kanada, guna menggali informasi ilmiah penting tentang perubahan iklim dan dampaknya.  Dalam pertemuan ini, suatu peringatan dikeluarkan, yakni bahwa aktivitas manusia menyebabkan peningkatan suhu global, yang pada gilirannya menyebabkan peristiwa cuaca ekstrem yang lebih banyak, kenaikan permukaan laut, dan peningkatan risiko kepunahan spesies. Ini adalah pengakuan resmi pertama atas bahaya krisis iklim.

Pada tahun 1992, sebagai tindak lanjut dari IPCC, Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim / United Nations Framework Convenstion on Climate Change (UNFCCC) dihasilkan melalui Earth Summit  di Rio de Janeiro, Brasil. Konvensi ini bertujuan untuk menstabilkan emisi gas rumah kaca guna mencegah krisis iklim lebih lanjut. Namun, banyak negara gagal memenuhi komitmennya sehingga kemajuan berjalan lamban. .

Protokol Kyoto - Komitmen Global 

Pada tahun 1997, pemimpin dunia berkumpul di Kyoto, Jepang, untuk menandatangani Protokol Kyoto yang bersejarah. Kesepakatan ini menjadi upaya bersama pertama dunia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Protokol ini menetapkan target pengurangan enam gas rumah kaca, termasuk karbondioksida, dan memperkenalkan sistem perdagangan kredit karbon.

Konferensi Kopenhagen - Peluang yang Terlewatkan

Pada tahun 2009, pemimpin dunia berkumpul di Kopenhagen, Denmark, untuk  Konferensi Para Pihak/Conference of the Parties (COP15). Konferensi ini bertujuan untuk mencapai kesepakatan tentang pengurangan emisi global dan penyesuaian terhadap dampak perubahan iklim. Meskipun telah muncul usaha terbaik dari para pemimpin, kesepakatan tetap sulit dicapai pada saat yang kritis ini.

Perjanjian Paris - Sumber Harapan 

Pada tahun 2015, saat yang bersejarah tiba ketika pemimpin dunia berkumpul di Paris, Prancis, untuk menandatangani Perjanjian Paris/Paris Agreements yang bersejarah. Kesepakatan ini mewakili komitmen global untuk melawan krisis iklim dan menetapkan target ambisius untuk membatasi pemanasan global hingga 2 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri. Kesepakatan ini juga bertujuan mencapai nol emisi global pada tahun 2050.

Mendesaknya Tindakan - Menghadapi Krisis Iklim Hari Ini

Dunia terus menghadapi konsekuensi perubahan iklim. Peristiwa cuaca ekstrem, kenaikan permukaan laut, dan kehilangan spesies menjadi pengingat yang tajam akan perlunya tindakan segera.