Brain Drain: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Cara Mengatasinya
Admin Raksabumi, 25 September 2023
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang menjadi indeks evaluasi dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), selain kesehatan dan ekonomi. Setiap tahunnya, United Nations Development Program (UNDP) mengukur pencapaian IPM berbagai negara dan kemudian mengurutkan pencapaian IPM dari yang tertinggi hingga yang terendah. Oleh karena itu tidak mengherankan jika dari tahun ke tahun berbagai negara terus berupaya meningkatkan IPM-nya.
Salah satu upaya Indonesia untuk meningkatkan IPM di bidang pendidikan adalah dengan mengupayakan peningkatan taraf pendidikan warganya melalui program subsidi pendidikan, berupa Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Beasiswa Lembaga Sponsor Pendidikan (LPDP), dan lain-lain.
Di antara banyak langkah yang diambil secara berkala oleh pemerintah Indonesia, langkah-langkah tersebut sangat berhasil. Dan dalam hal ini, dengan adanya BOS, KIP, Bidik Misi, LPDP dan lain-lain, meski tidak signifikan, namun proporsi penduduk yang berpendidikan tinggi, mengalami peningkatan.
Namun ada satu hal yang membuat banyak negara khawatir setelah tugas mendidik generasi mudanya selesai. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga terjadi di Ghana dan sebagainya. Di kalangan akademis, hal ini disebut brain drain.
Brain drain adalah fenomena pindahnya tenaga kerja terampil dan berpendidikan tinggi dari negara asalnya yang masih berkembang menuju negara-negara tujuan yang lebih maju. Contoh paling menyedihkan dari brain drain adalah apa yang terjadi terhadap Ghana. Selama beberapa dekade, pemerintah Ghana telah menghabiskan banyak uang untuk pendidikan, terutama untuk melatih dokter Ghana yang berkualitas.
Sayangnya, ketika dokter asal Ghana itu tersedia, mereka malah memilih berkarir bahkan bermigrasi ke Eropa dan Amerika. Padahal di tanah airnya, dokter sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan endemik HIV/AIDS.
Ibarat menanam pohon, Ghana kehilangan banyak buah ketika musim panen tiba. Alih-alih mengambil untung dari pohon yang ditanam dan dirawat dengan biaya besar, Ghana justru merugi karena ribuan buah dari pohon tersebut dikirim ke negara tetangga.
Hal menyedihkan yang menimpa Ghana ternyata serupa dengan yang dialami Indonesia, meski intensitasnya lebih kecil.
Brain Drain telah menjadi isu yang semakin meresahkan dalam ekonomi global. Ini adalah masalah serius yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di banyak negara. Artikel ini akan menguraikan fenomena brain drain, mengapa hal ini semakin menjadi masalah, dan apakah ada cara untuk menghentikannya.
Brain Drain: Apa Itu dan Mengapa Ini Terjadi?
Brain drain adalah proses ketika individu yang sangat terampil dan produktif dalam suatu ekonomi meninggalkan negara asal mereka untuk mencari peluang yang lebih baik di negara lain. Mereka melakukan ini demi peluang pekerjaan yang lebih baik, gaya hidup yang lebih baik, atau alasan lain seperti kekerasan, korupsi, atau persekusi di negara asal mereka. Brain drain biasanya terjadi dari negara-negara berkembang atau miskin ke negara-negara maju atau kaya.
Salah satu alasan utama mengapa brain drain terjadi adalah perbedaan dalam pendapatan dan tingkat kehidupan antara negara-negara maju dan berkembang. Misalnya, seorang insinyur di India mungkin mendapatkan gaji yang baik, tetapi jika mereka bisa memanfaatkan keahlian mereka di Amerika Serikat, mereka dapat menghasilkan penghasilan yang jauh lebih tinggi. Selain itu, negara maju biasanya memiliki tingkat kejahatan yang lebih rendah, akses yang lebih baik ke layanan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
Penting untuk dicatat bahwa brain drain bukan hanya tentang kehilangan tenaga kerja terampil, tetapi juga tentang kehilangan investasi yang telah dilakukan negara asal dalam pendidikan dan pelatihan individu tersebut. Pemerintah sering kali telah menghabiskan banyak uang untuk melatih dan mendidik warganya, dan ketika mereka pergi, negara itu kehilangan investasi tersebut.
Mengapa Brain Drain Semakin Meningkat?
Brain drain telah menjadi masalah yang semakin serius dalam beberapa tahun terakhir, dan ada beberapa alasan mengapa hal ini semakin meningkat.
1. Globalisasi dan Kemudahan Perjalanan
Globalisasi telah membuat perjalanan dan komunikasi antarnegara lebih mudah daripada sebelumnya. Ini berarti bahwa individu yang ingin pindah ke negara lain sekarang dapat melakukannya dengan lebih mudah. Internet dan teknologi informasi juga memungkinkan individu untuk mencari peluang pekerjaan di luar negeri dengan lebih cepat dan mudah.
2. Keuntungan Ekonomi yang Lebih Besar
Negara-negara maju sering menawarkan peluang ekonomi yang lebih besar daripada negara-negara berkembang. Gaji yang lebih tinggi, kesempatan karier yang lebih baik, dan infrastruktur yang lebih baik adalah beberapa faktor yang membuat negara maju lebih menarik bagi individu yang mencari peluang ekonomi yang lebih baik.
3. Krisis Ekonomi di Negara Berkembang
Krisis ekonomi yang terjadi di beberapa negara berkembang telah memaksa banyak individu untuk mencari peluang di luar negeri. Ketidakstabilan ekonomi, inflasi yang tinggi, dan kekurangan pekerjaan adalah beberapa masalah yang membuat orang mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri.
4. Perlakuan Buruk dan Konflik
Beberapa individu meninggalkan negara asal mereka karena perlakuan buruk, persekusi, atau konflik politik. Mereka mencari perlindungan di negara-negara yang lebih aman dan stabil.
Dampak Brain Drain
Brain drain memiliki dampak yang signifikan, baik pada negara asal maupun negara tujuan.
Dampak pada Negara Asal:
- Kehilangan Tenaga Kerja Terampil: Negara asal kehilangan individu yang sangat terampil dan berpendidikan tinggi, yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial.
- Hilangnya Investasi Pendidikan: Pemerintah telah menghabiskan banyak uang untuk melatih dan mendidik individu tersebut, dan ketika mereka pergi, negara itu kehilangan investasi tersebut.
- Pertumbuhan Ekonomi Terbatas: Kehilangan tenaga kerja terampil dapat membatasi pertumbuhan ekonomi negara asal, karena kurangnya inovasi dan produktivitas.
- Peningkatan Beban Pajak: Kurangnya pekerja yang produktif dapat mengakibatkan beban pajak yang lebih tinggi bagi mereka yang tinggal di negara asal, karena harus menggantikan pendapatan yang hilang dari mereka yang pergi.
Dampak pada Negara Tujuan:
- Stimulus Ekonomi: Negara tujuan menerima stimulus ekonomi dari pendatang yang membawa uang dan membelanjakannya di negara tersebut. Mereka juga membayar pajak dan berkontribusi pada ekonomi negara tujuan.
- Peningkatan Kekayaan Intelektual: Negara tujuan mendapatkan manfaat dari keahlian dan pengetahuan yang dibawa oleh para imigran yang terampil, yang dapat meningkatkan inovasi dan produktivitas.
- Peningkatan Kebutuhan Layanan: Namun, negara tujuan juga menghadapi peningkatan kebutuhan layanan seperti perumahan, pendidikan, dan layanan kesehatan untuk pendatang.
Bagaimana Cara Menghentikan Brain Drain?
Menghentikan fenomena brain drain sepenuhnya mungkin sulit, tetapi ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh negara-negara asal dan tujuan untuk meminimalkan dampaknya.
Tindakan yang Dapat Diambil oleh Negara Asal:
- Meningkatkan Kualitas Hidup: Negara asal dapat berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup penduduknya dengan mengurangi tingkat korupsi, kejahatan, dan polusi, serta meningkatkan akses ke layanan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur yang lebih baik.
- Investasi dalam Pendidikan dan Pelatihan: Pemerintah dapat menginvestasikan lebih banyak dalam pendidikan dan pelatihan tenaga kerja lokal untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih baik dan mendorong individu untuk tinggal di negara tersebut.
- Mengembangkan Industri: Negara asal dapat mengembangkan industri teknis terkemuka yang menawarkan peluang karier yang menarik bagi individu yang berpendidikan tinggi.
Tindakan yang Dapat Diambil oleh Negara Tujuan:
- Pemberian Visa Terampil: Negara tujuan dapat mengatur program visa khusus untuk menarik individu yang berpendidikan tinggi dan berpengetahuan tinggi yang dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi mereka. Dengan Visa Terampil, orang-orang dari megara berkembang bisa bekerja di negara maju tanpa mesti berganti kewarganegaraan.
- Mendorong Integrasi: Negara tujuan dapat mendorong integrasi pendatang ke dalam masyarakat mereka dengan memberikan akses yang lebih baik ke peluang pekerjaan, pendidikan, dan layanan kesehatan.
- Kolaborasi Internasional: Negara-negara dapat bekerja sama dalam mengatasi fenomena brain drain dengan berbagi pengetahuan dan sumber daya untuk meminimalkan dampak negatifnya.
Kesimpulan
Brain drain adalah fenomena yang kompleks dengan dampak yang signifikan pada negara asal dan tujuan. Meskipun sulit untuk sepenuhnya menghentikan hal ini, langkah-langkah dapat diambil oleh negara-negara asal dan tujuan untuk meminimalkan dampak negatifnya. Penting untuk mengakui bahwa individu memiliki hak untuk mencari peluang yang lebih baik, tetapi juga penting bagi negara-negara untuk menjaga dan mengembangkan sumber daya manusia mereka untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.